oleh

Sosialisai Empat Pilar MPR RI bersama Badan Kontak Majelis Taklim, Ketua MPR RI Bamsoet Tegaskan Pentingnya Pendidikan Karekter Bangsa

-Nasional-316 views

 

*JAKARTA* – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menuturkan pandangan bahwa arus globalisasi dan kemajuan teknologi, khususnya teknologi informasi, turut memiliki andil pada terjadinya degradasi moral, bukan saja menjadi kekhawatiran para tokoh masyarakat atau generasi tua. Dengan pandangan senada, generasi muda bangsa juga menjadikan isu-isu terkait moralitas sebagai perhatian utama yang perlu disikapi secara serius.

 

“Hasil survei Good News from Indonesia (GNFI) bersama Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) pada Juli 2022, diketahui bahwa tiga dari empat isu utama yang menjadi perhatian mayoritas generasi muda, adalah isu-isu yang berkaitan dengan persoalan moralitas, antara lain pelecehan seksual 13,7 persen, penyebaran berita hoaks 9,5 persen, dan degradasi moral dan ideologi 8,4 persen,” ujar Bamsoet dalam sosialisasi Empat Pilar MPR RI bersama Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), secara virtual dari Jakarta, Senin (20/2/23).

Turut hadir antara lain, Ketua Umum BKMT Syifa Fauzia, Sekretaris Umum BKMT Andalusia Eka Setiyawati, serta para peserta Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, sekaligus peserta Seminar Internasional yang diselenggarakan oleh BKMT.

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, degradasi moral adalah sebagian dari sekian banyak persoalan yang akan dihadapi, seiring laju perkembangan zaman. Berbagai persoalan kebangsaan itu antara lain mewujud pada masih lemahnya penghayatan dan pengamalan agama secara komprehensif, di mana ajaran agama dimaknai secara sempit, tergerusnya sikap toleransi, berkembangnya faham ekstremisme, bahkan munculnya sikap dan perilaku yang menegasikan Pancasila sebagai dasar negara.

Merujuk pada fakta sejarah, ketika pendidikan Pancasila dihapuskan dari mata pelajaran pokok dalam dunia pendidikan, dan pemaknaan Pancasila diserahkan pada mekanisme ‘pasar bebas’, telah menyebabkan absennya negara dalam pembinaan mental ideologi bangsa. Tercermin pada publikasi berbagai hasil survei yang dilakukan pada tahun 2018, di mana 63 persen guru memiliki opini intoleran terhadap agama lain, 3 persen anggota TNI terpapar faham ekstremisme, 19,4 persen PNS atau ASN tidak setuju Pancasila, dan 7 kampus terindikasi terpapar ekstremisme agama.

“Gambaran di atas semakin menegaskan pentingnya pendidikan karakter bangsa yang dilakukan secara intens, masif, dan berkesinambungan. Pandangan inilah yang mendorong MPR untuk senantiasa berupaya untuk menanamkan pendidikan karakter bangsa dan wawasan kebangsaan kepada segenap lapisan masyarakat, khususnya melalui program Sosialisasi Empat Pilar MPR RI,” jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini menambahkan, dirinya turut mengapresiasi perjalanan Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) yang kini memasuki usia ke-42 tahun. Selama 42 tahun berkiprah, BKMT tetap solid dan sukses membangun syiar keagamaan dan ilmu pengetahuan. Sekaligus menjadi wadah silaturahmi bagi lebih dari 400 Kabupaten di seluruh penjuru Nusantara, serta menjadi mitra strategis pemerintah dalam menyukseskan berbagai program pembangunan.

 

Dari aspek regulasi, keberadaan Majelis Taklim memiliki rujukan hukum yang jelas. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, salah satunya mengatur mengenai pendidikan keagamaan. Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan, Majelis Taklim secara eksplisit diakui sebagai lembaga pendidikan non formal.

“Kehadiran Majelis Taklim mampu mengisi ruang-ruang yang tidak dapat dijangkau oleh pendidikan formal, khususnya pendidikan moralitas. Di tengah derasnya arus globalisasi dan lompatan kemajuan teknologi yang menafikkan adanya filtrasi arus informasi yang dapat menggerus nilai-nilai luhur dan kearifan lokal, kehadiran Majelis Taklim sebagai sumber pendidikan keagamaan adalah sebuah hal yang patut disyukuri,” pungkas Bamsoet. (*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

6 komentar

  1. I have observed that in digital cameras, special receptors help to {focus|concentrate|maintain focus|target|a**** automatically. The sensors regarding some surveillance cameras change in in the area of contrast, while others use a beam involving infra-red (IR) light, specially in low light. Higher standards cameras occasionally use a mix of both devices and will often have Face Priority AF where the video camera can ‘See’ any face and focus only upon that. Thank you for sharing your thinking on this website. ラ ブ ド ー ル

  2. I have realized that in old digital cameras, special detectors help to {focus|concentrate|maintain focus|target|a**** automatically. The sensors regarding some digital cameras change in contrast, while others use a beam associated with infra-red (IR) light, specifically in low lighting. Higher specs cameras at times use a mix of both devices and may have Face Priority AF where the dslr camera can ‘See’ any face as you concentrate only in that. Thanks for sharing your notions on this weblog.

  3. Undeniably believe that which you stated. Your favorite justification appeared to be on the net the simplest thing to be aware of. I say to you, I certainly get irked while people consider worries that they plainly do not know about. You managed to hit the nail upon the top as well as defined out the whole thing without having side effect , people can take a signal. Will probably be back to get more. Thanks

  4. Pretty section of content. I just stumbled upon your weblog and in accession capital to say that I get actually loved account your blog posts. Any way I?ll be subscribing to your feeds or even I fulfillment you get right of entry to consistently quickly.

  5. Terrific paintings! This is the type of info that are supposed to be shared around the web. Disgrace on the seek engines for no longer positioning this publish higher! Come on over and consult with my web site . Thank you =)

  6. Yet another issue is that video games usually are serious naturally with the most important focus on mastering rather than fun. Although, it has an entertainment aspect to keep your kids engaged, each game is normally designed to develop a specific expertise or area, such as mathematics or scientific discipline. Thanks for your publication.

News Feed